Sabtu, 12 Januari 2013
Jumat, 11 Januari 2013
SEDIAAN SUSPENSI
DASAR TEORI SUSPENSI
A. PENGERTIAN SUSPENSI
1.
adalah
yang mengandung bahan obat padat dan bentuk halus dan tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa (FI III hal: 32)
2.
Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair (FI IV hal : 17)
3. Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tampa zat tambahan yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan (formularium
nasional hal : 3)
4. Suspensi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa (IMO hal : 149)
5.
Suspensi
merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. fase kontinue atau fase
luar umumnya merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase
dalam terbuat dari partikel” kecil, yang pada dasarnya tidak larut, tetapi
terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu zat yang tidak larut bisa dimaksudkan
untuk diabsorpsi fisiologis atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar (leon
lachman hal : 985)
B. PENGERTIAN LOTIO
Lotio adalah sediaan
berupa larutan, suspense, atau emulsi yang dimaksudkan untuk penggunan pada
kulit.( Fornas edisi 2 hal 325)
C. MACAM-MACAM SUSPENSI
1. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung
partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk
penggunaan kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang
mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk
pemakaian pada mata.
5. Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan
padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang
sesuai.
(lmu
Resep Syamsuni hal 125)
D. SYARAT-SYARAT SUSPENSI
Ø
1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena
dan intrarektal
2. Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara
tertentu harus mengandung zat antimikroba.
3. Suspense harus di kocok sebelum digunakan
4. Suspensi harus disimpan dalam wadahtertutup rapat.(
FI IV hal 18)
Ø
1. Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap
2. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
3. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas
4. Keketalan suspense tidak boleh terlalu tinngi agar
mudah di kocok dan di tuang. (FI III hal 32)
Ø
Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel dari suspenoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan
(ansel hal 356)
Ø Partikel padatan fase dispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap (1985 FKI hal 82)
Ø Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh
mengiritasi atau melukai kulit (1985 FKI hal 77)
E. KOMPOSISI SUSPENSI
1. Bahan aktif.
Contoh: sulfur praicipitat, calamin, titanium dioksida
2.
Bahan tambahan
Ø
Pewarna : metilen blue, metamil yellow
Ø
Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-0,025%
3.
Suspending Agent
a.
Akasia (PGA)
Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp. Dapat larut
dalam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat asam, viskositas optimum
mucilagonya adalah PH 5-9.
Mucilage gom arap dengan kadar 35 % memeiliki kekentalan
kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga
dalam suspense harus ditambahkan pengawet. (ilmu resep syamsuni hal 139)
b.
Tragakhan
Mengandung tragakhan 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu
serbuk tragakan dengan air 20x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang
homogen. Kemudian diencerkan dengan sisa dari tragakan lambat mengalami
hidrasi. Sehinggan untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan
mucilago tragakan juga lebih kental dari pada mucilago dari Gom arab. (ilmu
resep syamsuni hal 140)
c.
Mucilago amily
Dibuat dengan amilum tritici 2% . (vanduin hal 58)
d.
Solution gum arabicum
Mengandung gum arabikum 10% dan dibuat dengan jalan membuat
dahulu mucilage gom arab dari gom yang tersedia kemudian mengencerkannya.
(vanduin hal 58 )
e.
Mucilago saleb
Dibuat dengan serbuk saleb 1 % seharusnya dengan serbuk yang
telah dihilangkan patinya dengan pengayakan, dimana diperoleh suatu mucilage.
(vanduin hal 58)
f.
Solution gummosa
Mengandung pulvis gummosus 2% dan dibuat dengan jalan menggerus
dahulu pulvis gummosus dengan air 7x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang
homogen dan mengencerkannya sedikit demi sedikit (vanduin hal 58)
F.
CARA PEMBUATAN SUSPENSI SECARA UMUM
1.
Metode dispersi
Ditambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk,
kemudian diencerkan
2.
Metode Presitipasi
·
Zat yang hendak
didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan
air
·
Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di
encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi
dengan bahan pensuspensi.
G.
EVALUASI SEDIAAN
1. Metode reologi
Berhubungan dengan factor sedimentasi dan redispersibilitas
membantu menentukan prilaku pengendapan mengatur pembawa dan susunan partikel
untuk perbandingan.
2. Perubahan ukuran partikel
Digunakan
cara freeze-thow yaitu temperature diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan
sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal yang
intinya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat Kristal.
(lachman edisi 2 hal 10)
F. CONTOH FORMULASI SEDIAAN SUSPENSI
RESEP
SUSPENSI TOPIKAL
a. LOTIO KUMMERFEL,DI.
(aqua cosmetika kummerfeldi)
(Obat kukul)
Resep stadart
R/ Sulf praec 20
Camph 3
Mucil Gum
Arab 10
Sol. Calc
Hidrat 134
Aq. Rosae 133
s.u.e
Rancangan Formulasi
Dr. azhhuri
(SIP.017/KOD/DU/II/1991)
Praktik:
Jln.sawojajar 23 Malang
Telp. 03417456678
|
Malang 27-11-2012
R/ Sulf praec 4
Camph 0,6
Mucil
Gum Arab 2
Sol.
Calc Hidrat 26,8
Aq.
Rosae 26,6
s.u.e
Pro: Ani (18 th)
Alamat: jln. Anggrek
no.9 Malang
|
A. MONOGRAFI
1. Sulfur praicipitat / belerang endap
Pemerian: serbuk amof/ hablur renik, sangat halus,
warna kuning pucat, tidak berbau dan berasa
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, sangat
mudah larut dalam karbondioksida, praktis tidak larut dalam etanol.(FI IV, hal
771)
Khasiat: antiskabisid
2. Campora
Pemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak
berwarna, jernih, bau khas, tajam, rasa pedas dan aromatik, menguap perlahan
pada suhu kamar.
Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut
dalam etanol, minyak lemak, minyak menguap.(FI IV, hal 167)
Khasiat: anti iritan
3. Mucil PGA
Mengandung Gummi Arabicum 40% dan dibuat dengan
menambahkan 1,5 kali air kepada Gom Arap itu, kemudian digerus sampai diperoleh
suatu massa yang homogeny. (VANDUIN hal 58)
4. Sol Calc Hidrat
Suatu kapur tohor dengan tiga bagian ait
mendidihdiencerkan, sesudah 15 menit dengan air hingga 25 bagian, biarlah
campuran mengendap dan tuanglah zat cair yang diatasnya, tambahkan air yang
sama banyak pada endapannya, kocok dan biarkan mengendap lagi. Tuanglah lagi
zat cair yang diatasnya, ulangi lagi dan akhirnya tambahkan pada endapannya 300
bagian air, dikocok berulang-ulang dan simpanlah campurannya dalam botol tertutup baik. (PH ned hal 532)
5. Aqua rosae
Larutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian
spiritus keras dan saring, ambil 4 bagian dari larutan tambahkan 996 bagian air
saringlah zat cair jernih. (PH ned, hal 105)
6. Pulv Gumi Arabicum
Pemerian; serbuk putih/putih kekuningan, tidak berbau
Kelarutan: larut hamper semua dalam air, tetapi
sangat lambat meninggalkan, sisa bagian tanaman dalam jumblag sangat sedikit,
dan membersihkan cairan seperti mucilage, tidak bermarna/ kekuningan, kental,
lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis
tidak larut dalam eter dan etanol. (FI IV hal 718)
B. PERHITUNGAN BAHAN
1.
Sulfur Praecipitat : 20g/300ml X 60 ml = 4g
2.
Champora : 3g/300ml X 60 ml = 0,6g
3.
Mucil PGA : 10g/300ml X 60 ml = 2g
PGA : 4g/100g X 60 ml = 0,8g
Aqua untuk PGA : 1,5 X 0,8
= 1,2 ml
4.
Sol. Calc hidrat : 134g/300ml X 60 ml = 26,8ml
5.
Aqua Rosae : 133g/300g X 60 ml = 26,6ml
C. ALAT Dan BAHAN
ALAT:
1.
Mortir
2.
Setemper
3.
Beaker Glass
4.
Gelas ukur
5.
Kaca arloji
6.
Penara
7.
Timbangan
8.
Etiket warna biru
9.
Sudip
10. Sendok tanduk
11. Perkamen
12. Pinset
13. Botolvolume60ml
BAHAN:
1. Sulfur praicipitat
2.
Sol. Calc hydrat
3.
Aqua rosae
4.
Champora
5.
PGA
6.
Spiritus fort
D. CARA PEMBUATAN
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disetarakan timbangan
3. Dikalibrasi botol 60ml
4. Ditimbang champora, diasukkan dalam motir,
ditambahkan 3 tetes spiritus fort dan digerus ad homogen.
5. Ditimbang sulf. Praicipitat dimasukkan kedalam no. 4,
digerus ad homogen. Dipindahkan dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin
6. Ditimbang PGA dimasukkan kedalam mortar digerus,
ditambahkan aqua rosae 1,2ml digerus ad terbentuk mucilage
7. Ditambahkan no. 5 kedalam mortar no. 6 diaduk ad
homogen
8. Ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen
9. Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan
dalam botol
10. Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di
tutup dan kocok ad homogen
11. Tutup dengan cup, diberi etiket biru dan label.
E. ETIKET
Apotek
PUTRA INDONESIA
Jln. Barito 5 Malang Telp. (0341) 491132
|
Apoteker : dra. Bila S.A.S Apt No. SIA/1201/424.052/2010
Tgl 27-11-12 No. 1
Ani
(18 thn)
CP: dioleskan pada jerawat
OBAT LUAR
ttd
|
KOCOK
DAHULU
|
F. EVALUASI HASIL PRAKTIKUM
1.
Kelarutan : -
2.
Viskositas : encer
3.
Volume : 60ml
4.
Homogenitas :
kurang homogen terdapat endapan kamfer
5.
Organoleptis:
Bau : kamfer dan aqua rosae
Rasa : -
Warna :
putih kekuningan
6.
Etiket :
Tanggal:√
Paraf:
√
Signa:
√
Nama
pasien + umur: √
No
resep: √
Tutp
kup: √
G. PEMBAHASAN
Hasil
praktikum pembuatan suspensi sulfur praecipitat tidak sesuai dengan yang
diharapkkan. Karena ada endapan kamfer dan tidak tercampur homogen. Cara perlakuan kamfer dalam suspensi
seharusnya camfer dilarutkan dulu dalamspiritus fortiori 2x berat kamfer, lalu
disuspensikan dalam 2% PGA. Tetapi cara pembutan saat praktikum tidak sesuai
dengan literature, karena yang disuspensikan dahulu dalam suspending agent
adalah sulfur praecipitat yang sudah di basahi kemudian di aduk ad homogen
kemudian kamfer yang sudah di basai baru dimasukan dalam suspending agent yang
sudah tercampur sulfur praecipitat dan di aduk ad homogen. Sehingga kamfer
tidak bias terikat dengan suspending agent tersebut dan suspending agent yang
digunakan juga kurang dari dari persyaratan ( kurang dari 2 % ). Oleh karena
itu hasil praktikum terdapat kamfer yang mengendap dan tidak tercampur homogen.
H. PEMBETULAN CARA PEMBUATAN
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Disetarakan timbangan
3.
Dikalibrasi botol 60ml
4. Ditimbang 0,6g champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 0,9ml
(1ml) spiritus fort dan digerus ad homogen dipindahkan dalam gelas arloji.
5. Ditimbang 4g sulf. Praicipitat. Dipindahkan dalam kaca arloji,
dan dibasahi dengan gliserin
6. Ditimbang PGA 1,2g dimasukkan kedalam mortar digerus,
ditambahkan aqua rosae 1,8ml digerus ad terbentuk mucilago
7.
Ditambahkan no.4 ( kamfer ) kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogen
8. Dimasukkan no.5 (sulfur praecipitat) dalam campuran no.7 aduk ad
homogen kemudian ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen
9.
Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol
10. Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di
tutup dan kocok ad homogen
Tutup
dengan cup, diberi etiket biru dan label
SEKIAN, SEMOGA BERMANFAAT
Langganan:
Postingan (Atom)